Senin, 10 Desember 2018

Sejarah Dan Trend Denim Jeans

2016-09-21 03:48:24

Noira 
MOD

Blogging Ninja

REPUTASI

42

FOLLOWERS

17

FOLLOWING

3

Sejarah dan Trend Denim Jeans




Dulu, para penenun dari Nîmes, Perancis, mencoba untuk membuat replika dari cotton corduroy yang membuat kota Genoa, Italia, terkenal. Namun, setelah terus mencoba dan tetap gagal, mereka akhirnya menemukan sesuatu jenis tekstil baru, yang mereka sebut “Serge de Nîmes”. Tekstil ini sekarang kita sebut sebagai danim dari kata “de Nîmes”, merupakan bahan yang sangat kuat dengan daya tahan tinggi.


Tahun 1800-an



Para penambang emas Amerika mencari pakaian yang mempunyai daya tahan kuat dan tidak mudah rusak. Levi Strauss dan Jacob Davis mencoba mencari solusi untuk permintaan ini, dan akhirnya membuat yang sekarang kita kenal sebagai celana jeans, yang terbuat dari denim. Rivet ditaruh pada daerah-daerah dari pakaian tersebut yang mudah sobek, agar dapat lebih kuat. Dari sanalah perusahaan denim jeans pertama berdiri: Levi’s.


Tahun 1930-an



Banyak film layar lebar yang memerankan Cowboy yang sering memakai celana jeans. Ini membuat denim jeans sangat terkenal, dan banyak yang mulai memakainya.


Tahun 1940-an



Produksi jeans menurun karena adanya Perang Dunia Kedua, tapi para prajurit Amerika membuatnya terkenal lagi dengan memakainya sebagai pakaian santai pada saat tidak sedang bertugas. Setelah perang tersebut, muncullah berbagai perusahaan kompetitor yang membuat denim jeans juga seperti Wrangler dan Lee, dan Levi’s sudah tidak memonopoli pasar jeans lagi.


Tahun 1950-an



Denim menjadi sangat populer antara kalangan muda, karena menjadi simbol penentangan dan teenage rebellion pada berbagai acara TV serta film. Salah satu filmnya adalah “Rebel Without a Cause” yang ditayangkan pada tahun 1955. Beberapa sekolah pun bahkan melarang pemakaian jeans pada periode tersebut!


Tahun 1960-an dan 1970-an



Berbagai produsen mulai membuat jeans dengan model-model berbeda untuk dipadukan dengan tren fashion pada saat itu, seperti jeans yang di cat dengan warna-warna terang, dan model flare. Jeans juga mulai terkenal di negara lain, dan menjadi simbolisme gaya barat, yang membuat denim jeans susah untuk didapatkan oleh mereka.


Tahun 1980-an



Jeans masuk ke dalam kalangan high fashion, dan banyak fashion designers terkenal seperti Gucci mulai membuat jeans merk mereka sendiri. Pada saat ini lah denim jeans hilang kesannya sebagai pakaian dan bahan para penambang dan pekerja keras lainnya, karena menjadi produk fashion yang esensial untuk seharian setiap orang. Penjualan jeans naik dengan drastis, dan banyak designer mulai membuat berbagai model baru, seperti skinny jeans, acid-washed jeans, dan jaket denim.


Tahun 1990-an

Remaja tahun 90-an tidak begitu tertarik pada denim jeans, karena generasi sebelumnya alias orang tua mereka masih menggunakan jeans, dan para anak muda tidak ingin memakai yang sama seperti keluarga mereka. Anak muda tahun 90-an justru memilih produk fashion dari tekstil biasa seperti celana cargo, khaki, dan sportswear branded. Walaupun denim jeans masih sering diliputi oleh banyak media high-end fashion, pembeliannya turun dan Levi’s pun menutup 11 pabrik pada periode tersebut.


Tahun 2000-an hingga sekarang


Credits: Nudie Jeans


Denim jeans kembali menjadi salah satu produk fashion yang esensial, dan banyak diadopsi juga oleh high-end fashion designers. Mulai banyak juga beberapa perusahaan yang hanya fokus pada denim jeans aja, seperti Nudie, Ksubi, dan True Religion. Walaupun sekarang sudah sangat banyak jeans yang sudah melewatkan berbagai prsoes washing sebelum dijual, serta menggunakan pewarna sintetis, ada juga market yang masih menganut raw, selvedge denim dan mengapresiasi proses fading yang terjadi. Di Indonesia pun komunitas denimnya cukup besar dan terus berkembang beberapa tahun ini dengan adanya forum Darahkubiru dan INDIGO yang sering mengadakan denim contest.



Di Indonesia juga sudah ada berbagai brands lokal denim yang berkualitas, seperti SAGE, Elhaus, Old Blue, Hanzo, dan Warpweft Company, dan produk mereka mendapatkan banyak akreditasi dari media lokal hingga luar. Di MarketPlays sendiri juga ada beberapa brands denim seperti Classylandco yang mempunyai signature heavyweight denim mereka, Townstall dengan fit yang bagus dan rapih, dan beberapa lainnya seperti EnsoHans Company, dan Oxbow Denim.

Menentukan Kualitas Dari Denim Jeans

2016-02-29 18:15:37

Noira 
MOD

Blogging Ninja

REPUTASI

42

FOLLOWERS

17

FOLLOWING

3

Menentukan Kualitas Dari Denim Jeans




Faktor apa saja yang mempengaruhi harga jeans?

Kualitas kain (fabric):
Upland Cotton:
Katun yang paling sering digunakan. Kalau ada jeans bertuliskan “100% cotton”, kemungkinan besar yang dimaksud adalah 100% upland cotton.

Pima Cotton:
Salah satu bahan yang paling tahan lama, memiliki daya serap tinggi, namun tetap berasa ringan. Pilihan populer untuk seprai mewah, kaos oblong, dan beberapa produsen denim.

Zimbabwean Cotton:
Salah satu katun yang paling lama digunakan di dunia dan juga salah satu yang paling langka. Hanya ditumbuhkan oleh beberapa petani di Afrika Selatan dan hanya dipanen dengan tangan. Katun ini digunakan oleh beberapa brand terkenal seperti Momotarodan IronHeart.

Berat (weight)
- Lightweight Denim: Di bawah 12 oz.
- Midweight Denim: Di antara 12 dan 16 oz.
- Heavyweight Denim: Di atas 16 oz.

Angka-angka ini menunjukkan berat satu yar/yard kain yang digunakan. Denim yang lebih ringan biasanya lebih murah tetapi memiliki daya tahan yang kurang baik, dan sebaliknya untuk denim yang lebih berat — lebih mahal dan dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama. Jika merasa bingung, mungkin kamu bisa ambil patokan bahwa jeans yang biasa bisa kamu temukan di toko seperti ZARA atau H&M beratnya sekitar 12-14 oz.

Hardware
Kancing, ritssluiting (zipper), rivets, bordir, kantong, dan belt loops — seberapa kuat mereka? Terbuat dari material apa? Tentunya jeans yang menggunakan rivets dari nikel (bahan termurah) harganya akan jauh lebih rendah dibanding yang mempunyai kancing berlapis emas 18-karat.

Wash


Pada dasarnya, semakin “manual” usaha yang diperlukan untuk proses washing, maka harganya akan semakin tinggi. Stone Washadalah salah satu proses wash yang paling mahal, dimana celana jeans dimasukkan ke mesin cuci besar dan dicuci dengan pumice stones (batu apung) atau batu vulkanik untuk mendapatkan feel yang lebih lembut dan model yang lebih menarik.

Kemudian apabila kamu melihat ada jeans yang mempunyai whiskers (garis-garis hasil dari fade) atau tanda-tanda tertentu yang berbeda pada setiap jeansnya, ini berarti bahwa washnya dilakukan dengan tangan atau manual. Washing dilakukan dengan membuat goresan, lubang, atau mencuci dengan cara tertentu pada setiap jeans tersebut, dan inilah salah satu alasan kenapa jeans itu mungkin berharga mahal. Apalagi jeans dengan tipe “destroyed”, karena ini berarti proses wahing dilakukan dengan memlubangi/menyobek jeans secara manual satu-per-satu.


Apa itu Twill Weave?
Twill Weave adalah pola kompleks yang terdapat pada kain denim, yang disebabkan oleh benang katun biru dan putih yang terjalin dengan baik.



Right Hand Twill (RHT):
Twill Weave ini memiliki alur diagonal dari kiri ke kanan, dan menghasilkan denim yang halus dan rata. Metode RHT lebih banyak digunakan daripada LHT, dan dipopulerkan oleh merk Levi’s.

Left Hand Twill (LHT):
Sebaliknya dengan RHT, LHT memiliki alur diagonal dari kanan ke kiri, yang menghasilkan denim yang sedikit lebih lembut dari RHT. Lebih lamanya jeans dengan LHT digunakan, fading yang terjadi akan terlihat lebih fuzzy, dan juga memiliki arah vertikal.



Broken Twill:
Gabungan dari RHT dan LHT. Pertama digunakan oleh brand Wrangler pada tahun 1964, metode Broken Twill membuat pola zig-zag unik.


Bagimana cara termudah untuk membedakan denim berkualitas bagus atau tidak?
- Cek dan rasakan kain yang digunakan untuk jeans tersebut. Apabila lembut dan memiliki kelembaban tertentu, itu berarti bahwa katun yang digunakan berkualitas bagus. Terlepas dari fakta bahwa jeans tersebut raw dan unwashed atau tidak.
- Temukan karakteristik dari kain tersebut, seperti metode Twill Weave yang digunakan, ataupun kualitas unik lainnya. Lebih bagus karakter jeans tersebut, lebih baik juga kualitasnya.
- Untuk hardware carilah yang terbuat dari copper (tembaga), dan juga kantong yang mengikuti kontur dari tubuhmu.


Raw atau washed denim?
Beberapa jeans akan melalui proses wash terlebih dahulu dengan model “destroyed” atau “distressed” pada saat kamu membelinya. Ini berarti bahwa denim tersebut tidak akan stretch (longgar) atau berubah bentuk secara signifikan. Juga tidak akan banyak terkena proses “break-in”. Di sisi lain, raw denim akan memerlukan waktu berbulan-bulan (tergantung preferensi, kadang ada yang bertahun-tahun) untuk benar-benar “break-in” dan mengikuti bentuk tubuhmu. Walaupun memerlukan lebih banyak waktu, pada akhirnya jeans tersebut akan lebih fit dengan bentuk tubuhmu.

Keunggulan Denim Jepang

Keunggulan dari Denim Jepang




Dalam komunitas denim dan menurut beberapa orang yang memiliki antusiasme terhadap denim, Jepang merupakan negara yang memproduksi denim dengan kualitas terbaik dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Banyak pakar denim yang menganggap bahwa kain yang berasal dari Jepang adalah yang terbaik. Tetapi apa yang sebenarnya membuat denim dari Jepang lebih menonjol dibandingkan dengan Amerika, Italia atau bahkan Turki? Apakah semua itu hanyalah sebuah hype atau memang ada beberapa perbedaan yang memberikan denim dari Jepang sebuah keunikan tersendiri?

Sejujurnya, jawabannya tidak menentu. Tidak semua selvedge denim dibuat setara, sementara kebanyakan dari selvedge denim dibuat dengan kualitas tinggi tidak berarti bahwa hal tersebut akan menjamin bahwa denim akan secara otomatis memudar dengan cara yang berbeda, atau terpakai dengan baik dari waktu ke waktu. Denim yang diproduksi dengan mesin jahit Jepang memiliki variasi warna, berat dan tekstur yang cukup radikal. Dengan mempelajari cara bagaimana karakteristik yang berbeda mampu mempengaruhi denim’s aging, longevity dan appearance, kalian akan lebih mengerti jika ke depannya kalian ingin mencari denim yang paling tepat untuk kalian dan menilai kualitas dari suatu denim.



Tekstur

Denim yang berasal dari Jepang biasanya sering dibuat dengan menggunakan mesin jahit tua, nukan sebuah American Draper yang diimpor ke Jepang (seperti isu yang beredar). Ketika pada tahun 1920- penemuan Toyoda Model G merupakan kemajuan pesat dalam dunia mesin tenun. Mesin Toyoda membuat kain dalam jumlah yang sangat terbatas dengan proses penenunan yang cukup memakan waktu dibandingkan mesin modern. Sebaliknya, mesin modern memiliki proses yang cepat dan efisien serta membuat kain dengan presisi yang sempurna dan tingkat konsistensi yang tinggi. Permasalahannya adalah penggemar denim tidak menginginkan presisi, sebenarnya variasi dan flaws dari proses penenunan memberikan karakter yang berbeda kepada denim.

Ketika membandingkan sebuah contoh dari denim Jepang dengan sepasang jeans tipikal off-the-shelf, kalian akan langsung mencermati perbedaan dalam tekstur- kebanyakan jeans memiliki permukaan yang mulus, tetapi denim Jepang biasanya hairy dan agak kasar. Contohnya Pure Blue Japan dikenal dengan kainnya yang slubby. Faded Samurai denim memiliki tekstur yang lebih kompleks dan kasar. Sedangkan The Flat Head terkenal dengan heavy vertical fading-nya. Membuat tekstur seperti itu membutuhkan teknik khusus, bahkan beberapa merek merahasiakan cara mereka menenun, seperti Oni. Tetapi perlu diingat bahwa, hanya karena sebuah denim dibuat di Jepang tidak berarti bahwa denim tersebut lebih baik daripada denim lainnya.


Warna

Proses dyeing adalah elemen penting yang menyebabkan kain dari Jepang memiliki keunikan tersendiri. Jepang memiliki sejarah yang sangat kaya akan teknik textile dyeing, mulai dari ratusan tahun lalu, pembuatan kimono, sebuah teknik yang masih diadaptasi samapi saat ini seperti Kasuri Technique. Dengan demikian, denim Jepang dibuat dengan variasi teknik dyeing yang berbeda. 

Yang paling menarik dari denim Jepang adalah variasi warna dari satu merek ke merek lainnya. Dimana banyak sekali Western brands yang menggunakan warna Cone White Oak selvedge denim pada jeans mereka, hal ini mengindikasikan bahwa proses fading antara satu dengan yang lainnya memiliki tingkat kemiripan yang cukup tinggi. Sedangkan denim dari Jepang bisa jadi memiliki perbedaan yang dramatis dari satu merek ke merek lainnya, seperti Fullcount, Denime atau Warehouse yang unggul dalam memproduksi American-Style Denim dengan kesan vintage dan dengan warna keseluruhan yang cenderung lebih cerah. Beberapa merek seperti Tenryo, The Strike Gold dan Pure Blue Japan memproduksi dyed weft fabrics untuk memberikan keunikan fading, seperti abu-abu atau cokelat pudar. The Flat Head dan Eternal menggunakan warna yang sangat gelap dalam dyeing process untuk menciptakan denim yang berubah menjadi rich turquoise blue seiring dengan berjalannya waktu.


Berat

Sementara Jepang memproduksi banyak sekali lightweight fabrics, kebanyakan denim 20oz atau lebih, berasal dari Jepang. Jika dibandingkan, kebanyakan dari berat jenis-jenis denim lainnya berkisar antara 11 sampai dengan 14oz.

Sebenarnya berat adalah preferensi individual, heavyweight denim menambahkan unsur keunggulan durabilitas yang mungkin membuat hal itu menarik bagi kebanyakan orang. Namun demikian, hanya karena denim itu heavyweight, tidak berarti bahwa denim itu lebih awet daripada denim pada umumnya. Denim yang lebih berat memberikan tekanan yang lebih pada proses penjahitan, yang akan menyebabkan thread breakage pada kasus tertentu, terutama pada jeans dengan all-cotton stitching.



16.5/18oz Japanese Loomstate Selvedge Denim by Enso

Whiskers, Honeycombs & Ropping Effect Pada Raw Denim




Raw denim adalah bahan denim mentah yang belum diberikan treatment sama sekali. Cara membedakan bahan raw denim dengan bahan yang sudah diberikan treatment adalah dengan melihat karakter bahannya, di mana bahan raw denim cenderung lebih tebal, keras, dan kaya akan warna indigo. Salah satu nilai lebih dari raw denim adalah denim fades/evolution, dimana raw denim akan mengalami perubahan dalam penampilannya seiring pemakaian.

Berbeda dengan pre-washed denim, raw denim akan mengalami pemudaran dan evolusi seiring pemakaian. Pemudaran dan evolusi tersebut akan berbeda pada setiap potong celana karena bergantung dengan bentuk kaki dan aktivitas si pemakai. Untuk mendapatkan denim fades dan evolusi yang khas ini, biasanya para denim enthusiast tidak mencuci raw denim mereka selama berbulan-bulan (bahkan bertahun-tahun). 

Pemudaran dan evolusi denim ini hanya akan terlihat kontras pada beberapa lipatan raw denim. Lipatan tersebut diantaranya adalah Whiskers, Honeycombs, dan Ropping effect.


Whiskers




Whiskers adalah efek pemudaran dan evolusi pada bagian paha bagian atas jeans yang terlipat. Pemudaran dan evolusi whiskers ini biasanya berbentuk pola tertentu yang bergantung pada lipatan yang dihasilkan oleh paha si pemakai jeans. 

Semakin loose-fit raw denim yang digunakan, maka bentuk whiskers yang dihasilkan pada umumnya akan lebih besar dan banyak. Dan sebaliknya, apabila fit sebuah raw denim semakin ketat dibagian paha keatas, maka whiskers yang dihasilkan akan berbentuk kecil namun tajam.


Honeycombs





Elsig I 15 Oz Unsanforized Denim by Classylandco


Honeycombs adalah efek pemudaran dan evolusi pada bagian belakang lutut yang berbentuk seperti pattern sarang lebah. Sama halnya dengan whiskers, bentuk honeycombs juga berbeda-beda bergantung dengan kaki si pemakai raw denim.

Honeycombs yang besar dan lebar dapat dihasilkan ketika pemakai raw denim menggunakan celananya dengan fit yang loose seperti straight atau slim-straight. Sebaliknya, honeycombs yang kecil dan rapat bisa didapatkan ketika si pemakai menggunakan raw denim dengan fit yang pas dengan kaki seperti slim.


Ropping Effect




Ropping effect adalah efek pemudaran yang berbentuk seperti tambang atau gelombang pada bagian hem (ujung) sebuah raw denim. Pemudaran dan evolusi pada ropping effect dapat dihasilkan ketika bagian lipatan hem pada sebuah raw denim dijahit dengan menggunakan mesin hem khusus yang esensial seperti Union Special 43200G atau Union Special 35800. Mesin-mesin tersebut merupakan mesin jahit tua yang pada dasarnya digunakan untuk menjahit bagian hem raw denim agar lebih kuat.


Whiskers, honeycombs, dan ropping effect adalah tiga jenis lipatan umum hasil pemudaran dan evolusi raw denim. Di samping tiga tipe tersebut, setiap raw denim dapat menciptakan efek-efek fade lainnya, yang masing-masing juga mempunyai nama dan sebutan sendiri, seperti train tracks, tate + ochi, dan vertical fades.

Recommended Denim di indonesia

5 Rekomendasi Jeans/Denim Slim Cut Brand Lokal Indonesia




Tentunya anda yang penggemar jeans sudah tau bahwa cutting dan fit pada sebuah jeans sangatlah penting, seperti yang sudah di bahas di salah satu artikel kami sebelumnya yang membahas berbagai tipe dan jenis cutting jeans. Dengan fit yang nyaman dan bagus, creases (lipatan) yang terbentuk akan membuat denim fades yang mantap.

Karena sudah membahan mengenai cuttingan jeans secara garis besar, kini kami akan membahas dan memberi beberapa rekomendasi informatif mengenai beberapa produk denim lokal yang mempunyai cutting slim fit.
 

Asanoha Japanese Selvedge Denim by Kiriko Made

Slim cut merupakan salah satu jenis cuttingan yang digemari banyak orang. Memiliki ukuran paha-lutut-kaki yang mengikuti bentuk kaki dengan nyaman, jenis cut ini cocok dipadukan dengan beragam sepatu mulai dari classic sneakers dan boots, hingga sneakers yang lebih modern.
 

1. SLF 001 14 Oz Sanforized byDeathpants Denim


 
- Berat: 14 Oz Raw Indigo Denim
- Jenis Tenunan: Left Hand Twill
- Karakter Bahan: Sanforized
- Fitting: Slim Cut
- Harga: Rp 400.000

Deathpants merupakan brand denim lokal yang membuat raw indigo jeans dengan desain dan konsep urban pada produknya. Pada produk SLF 001, Deathpants mengaplikasikan bahan 14 oz sanforized raw indigo denim dengan cuttingan slim.
 
Bahan 14 Oz ini memiliki teknik tenunan Right Hand Twill yang membuat SLF 001 akan sedikit kaku dan keras apabila dipakai. Karakter kaku pada bahan 14 oz ini juga akan membuat siluet slim cut SLF 001 terlihat lebih gagah dan menciptakan creases tajam pada kaki penggunanya. Dijamin akan menciptakan denim fades yang kaya akan warna biru elektrik.
 


2. HS 101 13.5 Oz Sanforized Deep Indigo by Hans Company


 
- Berat: 13.5 Oz Deep Indigo Denim
- Jenis Tenunan: Right Hand Twill
- Karakter Bahan: Sanforized
- Fitting: Slim Cut
- Harga: Rp 400.000

Sama halnya dengan SLF 001 dari Deathpants, HS 101 mengaplikasikan 13.5 Oz sanforized raw denim dengan cuttingan slim. HS 101 juga memiliki karakter bahan yang stiff dan rigid sehingga akan membuat siluet slim fit yang kuat dikaki penggunanya.
 
Yang membedakan HS 101 dengan Deathpants SLF 001 adalah kadar indigo yang dimiliki oleh bahannya. Walau sesama deep indigo denim, HS 101 memiliki karakter indigo yang lebih pekat dibanding SLF 001, walaupun dengan berat denim oz yang lebih rendah.



3. Lot 133 13 Oz Sanforized Raw Denim by Oxbow Denim
 


- Berat: 13 Oz Raw Selvedge Denim
- Jenis Tenunan: Right Hand Twill
- Karakter Bahan: Sanforized
- Fitting: Slim Cut
- Harga: Rp 725.000

Berbeda dengan SLF 001 dan HS 101, Lot 133 dari Oxbow Denim ini menawarkan bahan 13 Oz selvedge denim dalam cuttingan slim. Bahan yang digunakan menggunakan Zimbabwean cotton yang merupakan salah satu katun dengan serat yang terbaik di dunia, dehingga denim ini dijamin akan memberikan denim fades yang baik seiring pemakaian. Untuk mengetahui lebih banyak tentang kualitas katun pada denim, silahkan cek artikel kami mengenai menentukan kualitas pada raw denim.
 
Bahan selvedge 13 oz yang digunakan juga sudah dalam kondisi sanforized yang membuat penggunanya tidak perlu repot untuk melakukan proses shrinkage(penyusutan) ketika akan dipakai.
 

 
4. Golden Claw 15 Oz Deep Indigo Slim Cut by Carnivores Soul



- Berat: 15 Oz Raw Deep Indigo Selvedge Denim
- Jenis Tenunan: Left Hand Twill
- Karakter Bahan: Sanforized
- Fitting: Slim Cut
- Harga: Rp 880.000

Golden Claw 15 Oz dari Carnivores Soul menggunakan bahan 15 Oz Raw Indigo Selvedge denim yang juga memiliki karakter bahan yang stiff dan rigid, sehingga jeans ini juga akan menghasilkan siluet slim cut yang kuat dan gagah saat dipakai.
 
Yang membedakan jeans slim cut ini dengan slim cut diatas adalah karakter bahanny, dimana Carnivores Soul menggunakan bahan 15 oz yang memiliki tekstur denim lebih irregular sehingga akan memiliki fade biru elektrik yang lebih berkarakter.
 

 
5. 14 Oz Japanese Hand-Dyed Japanese Selvedge Denim by Enso



- Berat: 4 Oz Raw Deep Indigo Japanese Selvedge Denim
- Jenis Tenunan: Right Hand Twill
- Karakter Bahan: Sanforized
- Fitting: Slim Tapered Cut
- Harga: Rp 950.000

Menggunakan bahan 14 Oz raw deep indigo selvedge denim dari Jepang, artikel ini dikemas dengan cuttingan slim tapered cut yang merupakan cuttingan slim, namun dengan ukuran leg opening/bagian kaki bawah yang lebih kecil dibanding cutting slim biasa. Oleh karena itu, artikel Enso ini akan memberikan siluet slim yang modern dan cocok untuk dikombinasikan dengan sneakers apapun.
 
Bahan Hand-dyed selvedge yang digunakan juga sangat unik. Bahan ini merupakan perpaduan antara benang denim yang di-dye dan melewati proses pewarnaan tradisional, dengan benang denim yang di-dye dengan teknik rope dye. Apabila digunakan secara natural, produk Enso ini akan menciptakan perpaduan fade yang unik.
 



Apa anda mempunyai rekomendasi lainnya? Silahkan meninggalkan komentar dan opini anda di bawah ini.

Jenis jenis cutting denim

Semakin hari, brand jeans lokal semakin marak dan berkembang, dan banyak orang mulai memilih menggunakan jeans lokal dibanding brand denim luar. Hal ini karena brand jeans lokal terus melakukan pengembangan untuk menciptakan jeans terbaik untuk konsumennya. 

Terdapat banyak faktor yang dapat membuat sebuah jeans “sempurna”, mulai dari bahan raw denim yang dipakai, jenis detail, filosofi dari brand yang diusung, hingga jenis cutting. Pada artikel ini, kami akan membahas salah satu faktor penting dalam yang membuat sebuah raw denim, yaitu jenis-jenis cuttingan pada sebuah jeans.

Setiap orang memiliki postur dan bentuk kaki yang berbeda, dan oleh karena itu setiap orang harus mengetahui tipe cuttingan jeans apa yang cocok baginya agar mendapatkan fit raw denim yang sempurna. Karena, sebagus apapun kualitas material jeans lokal yang anda beli akan tampak aneh apabila anda salah memadukan jenis cuttingan dengan bentuk kaki anda.

Terdapat tiga jenis cutting jeans yang pada umumnya banyak diaplikasikan oleh brand jeans lokal: Slim cut, Slim Straight Cut, dan Straight Cut





1. Slim Cut



                            
                            Golden Claw 15 Oz Deep Indigo Slim Straight by Carnivores Soul




                                                         HS 101 by Hans Company


Slim cut merupakan salah satu jenis cuttingan jeans yang banyak digemari oleh banyak orang. Jenis cuttingan ini memiliki siluet celana yang mengikuti bentuk apabila dipakai. Secara rincinya, slim cut memiliki ukuran bagian paha dan bagian kaki yang melengkung mengikuti bentuk kaki. Pada saat dipakai, jenis cutting ini tidak terlalu ketat, dan membuatnya cocok untuk dipadukan dengan beragam sepatu.

Cocok dipakai untuk:
• Orang yang memiliki bentuk paha dan kaki yang kurus
• Orang yang memiliki bentuk paha besar, namun kaki kurus


2. Slim Straight Cut


                                     Elsig II Deep Indigo 15 Oz Sanforized by Classlylandco




                                  16.5/18 Oz Loomstate Selvedge by Enso Manufacturing Co.


Slim straight cut merupakan jenis cuttingan lainnya yang banyak dipakai oleh brand jeans lokal selain slim cut. Jenis cuttinga
n ini menawarkan fit yang pas pada bagian paha ke lutut, dan sedikit longgar atau loose pada bagian lutut kekaki. Slim straight cut banyak digemari karena dapat memberikan kesan kuat pada kaki penggunanya. Slim straight cut cocok untuk dipadukan dengan classic sneakers seperti Vans, converse, Pijak Bumi, ataupun classic shoes seperti Nappa Milano, Hiforde, atau [/i]Per Deum[/i].

Cocok dipakai untuk :
• Orang yang memiliki bentuk paha besar, namun kaki kurus
• Orang yang memiliki bentuk paha dan kaki yang besar


3. Straight Cut



                                              S500VX 17 Oz Straight by Samurai Jeans


Straight cut merupakan jenis cuttingan yang juga banyak diaplikasikan oleh brand jeans lokal untuk artikel repro jeans klasik. Jenis cuttingan ini memiliki ukuran paha-kaki yang loose yang mengacu dengan bentuk Levis 501 yang vintage. Apabila dipakai, straight cut jeans akan memiliki siluet yang lurus pada kaki. Sama halnya dengan slim straight cut, jenis cuttingan ini hanya cocok untuk dipadukan dengan sepatu maupun boots dengan desain klasik.

Cocok dipakai untuk :
• Orang yang memiliki bentuk paha dan kaki yang kurus
• Orang yang memiliki bentuk paha besar, namun kaki kurus
• Orang yang memiliki bentuk paha dan kaki yang besar


Pada akhirnya, semua kembali kepada bentuk kaki setiap orang. Jeans yang terbaik dengan fades indah dimulai dari sebuah fit yang baik.